Selasa, 01 Januari 2013

RENUNGAN DIPERGANTIAN TAHUN


Rupanya pesta pora, hura-hura dan rasa suka cita yang sering dilakukan sampai melampui batas sudah mulai membudaya di negeri kita yang dalam tanda petik mayoritas muslim. Pesta penyambutan pergantian tahun sebetulnya merupakan budaya barat, yang dulu kala tidak pernah dilakukan di Indonesia. Bahkan penyambutan pergantian tahun bukan hanya sebatas itu saja, dikalangan anak-anak muda momen ini juga digunakan sebagai momen pesta miras bahkan sampai pesta seks. Astaghfirullah....
Sudakah kita merenung, apa yang sudah kita perbuat ditahun kemarin. Berapa berat dosa dan maksiat yang kita perbuat dan masih seberapa banyak amal kebajikan yang kita lakukan. Marilah kita bermuhasabah bahwa hidup kita semua akan menuju ke liang lahat. Mari kita beristighfar dan berniat untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuan kita dalam mengemban amanah sebagai khalifatullah fil ard. Sesungguhnya hidup di dunia ini hanyalah sesaat dan semakin bertambahnya waktu kematian pun semakin dekat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Aku tidaklah mencintai dunia dan tidak pula mengharap-harap darinya. Adapun aku tinggal di dunia tidak lain seperti pengendara yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu meninggalkannya.”( HR. Tirmidzi No. 2551. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud)
Hasan Al Bashri mengatakan, “Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanya memiliki beberapa hari. Tatkala satu hari hilang, akan hilang pula sebagian darimu”.
Sikap yang tepat dalam pergantian tahun baru ini adalah dengan meningkatkan ketaatan kepada Allah, mengintrospeksi diri, melakukan pembenahan dan pembaruan terhapap amal-amal perbuatan kita yang rusak, dan memperbaiki hubungan dengan sesama manusia; terutama keluarga, mulai istri, anak-anak, dan karib kerabat. Karena seseorang akan dimintai pertanggung jawaban nanti hari kiamat tentang mereka.
Dari Syadad bin Aus r.a., dari Rasulullah saw., bahwa beliau berkata, “Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT”. (HR. Imam Turmudzi, ia berkata, ‘Hadits ini adalah hadits hasan’).
Nasehat Ali bin Abi Tholib,
“(Ketahuilah) dunia itu akan ditinggalkan di belakang. Sedangkan akhirat akan ditemui di depan. Dunia dan akhirat tersebut memiliki bawahan. Jadilah budak akhirat dan janganlah jadi budak dunia. Hari ini (di dunia) adalah hari beramal dan bukanlah hari perhitungan. Sedangkan besok (di akhirat) adalah hari perhitungan dan bukanlah hari beramal lagi.”
Hendaknya kita berupaya menjadikan setiap tahun lebih baik daripada tahun yang sebelumnya. Pada hakekatnya, satu tahun berlalu, berarti satu tahun lebih dekat dengan kuburan. Maka, hendaknya kita mempergunakan sisa waktu dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT.

Tidak ada komentar: